Selasa, 21 Februari 2012

Seminar "EASY MARKETING" ; Marketing Itu Mudah (?)

Thursday

9:00am until 12:00pm
Sengaja Kami menggunakan istilah ‘Easy Marketing’, bukan bermaksud menganggap marketing adalah hal ’sepele’. Marketing menjadi pilar penting dalam usaha/bisnis. Bagaimana membuat rencana dan budget pemasaran, menentukan media pemasaran apa yang akan digunakan, bagaimana menentukan konten dari marketing tools yang dibuat, bagaimana menentukan target dan segmentasi pasar, bagaimana cara melakukan penetrasi pasar yang efektif, bagaimana melakukan positioning dan edukasi pasar, bagaimana menciptakan inovasi-inovasi baru pemasaran, bagaimana menganalisa perubahan perilaku pasar, bagaimana menciptakan unique selling propositions, bagaimana menentukan strategi untuk mendapatkan new customers dan mempertahankan existing customers, bagaimana strategi menciptakan loyal customers, bagaimana mengukur efektifitas dari setiap strategi pemasaran yang dijalankan, bagaimana menyusun strategi memenangkan persaingan pasar dan lain-lain, itu semua menjadi “PR” bagian Marketing.

Dengan gambaran pekerjaan Marketing tersebut diatas tentu saja tidak bisa dikatakan bahwa marketing itu mudah. Padahal keberhasilan produk/jasa anda bisa direspons positif oleh pasar sangat bergantung pada Strategi Marketing yang anda jalankan.Jika anda berpikir hal itu sulit, maka anda menjadi tidak bergerak untuk melakukannya. Karena itu kami memilih istilah ‘Easy Marketing’ agar yang terbayang bukan kesulitan-kesulitan dalam pemasaran.

Dari pengalaman kami melakukan business coaching pada lebih dari 300 perusahaan dengan jenis usaha/bisnis yang beragam, kami menemukan ada 2 (dua) hal esensi dalam pemasaran. Pemasaran adalah tentang Komunikasi dan Edukasi. Keberhasilan pemasaran tergantung dari seberapa efektif anda dalam mengkomunikasikan manfaat dan keunggulan produk/jasa anda kepada customers. Respons positif pasar terhadap produk/jasa anda juga sangat dipengaruhi oleh keberhasilan anda dalam mengedukasi pasar. Keberhasilan pemasaran terjadi ketika komunikasi dan edukasi bertemu di satu titik ordinat yang sama. Sederhananya, pemasaran anda berhasil jika anda mampu melakukan edukasi pasar dan mampu mengkomunikasikan manfaat dan keunggulan produk anda dengan baik.

Pertanyaannya, apakah anda telah melakukan komunikasi dan edukasi pasar dengan baik?

Yang saya maksud dengan ‘komunikasi dan edukasi pasar dengan baik’ adalah komunikasi dan edukasi yang tepat, terarah dan terukur. Sebab banyak pelaku bisnis yang menjalankan strategi pemasaran dengan cara ‘membabi-buta’. Mereka sebar brosur dimana-mana, pasang spanduk, bikin website, membuat merchandise, menawarkan paket bundling, memberikan diskon, free trial, pasang billboard, beriklan di radio, koran atau televisi, mengadakan expo, menjadi sponsor pada even-even tertentu, dan lain-lain. Tentu saja upaya pemasaran tersebut tidak salah. Dikatakan ‘membabi-buta’ karena dari pengamatan kami selama ini, banyak pelaku bisnis yang melakukan upaya pemasaran seperti disebutkan tadi tanpa memedulikan tepat sasaran atau tidak, strategi pemasaran yang dijalankan sudah terarah pada segmentasi yang jelas atau tidak, dan apakah setiap strategi yang dijalankan telah dihitung dan diukur secara cermat. INI YANG SERING DILUPAKAN para pelaku bisnis.

Bagi perusahaan yang memiliki ketersediaan dana tak terbatas untuk marketing, mungkin mereka bisa menutup mata. Tapi akan bertahan seberapa lama dengan kondisi seperti itu. Apalagi bagi Usaha Kecil-Menengah (SME/small-medium enterprise) yang rata-rata tidak memiliki budget pemasaran yang besar, tentu saja cara pemasaran ‘membabi-buta’ seperti itu sangat merugikan.Untuk itu penting untuk mempertanyakan kembali apakah strategi pemasaran yang dijalankan sudah tepat, terarah dan terukur?

========================================================

Formula Bisnis Indonesia - For Better Indonesia, mengadakan seminar ‘EASY MARKETING’.

Dalam seminar ‘EASY MARKETING’ (3 hours seminar) akan membahas tentang bagaimana melakukan komunikasi dan edukasi yang baik, bagaimana memilih strategi pemasaran ‘zero budget’ tetapi memiliki impact yang luarbiasa, bagaima agar pemasaran yang dilakukan tepat sasaran, dan bagaimana mengukur efektifitas strategi pemasaran yang dijalankan.

DAFTARKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!
Seminar ‘EASY MARKETING’
di Hotel NOVOTEL Manggadua Square, Jakarta
23 Februari 2012, jam 09.00 sd 12.00wib.

Daftar untuk 1 orang Rp. 500.000,- ; Daftar untuk 2 orang Rp.750.000,-

Informasi dan pendaftaran hubungi Formula Bisnis Indonesia di 021 583 583 33,
atau hubungi 085 8822 8822 8 (Sisca), 085 648 072 509 (Philipus).

Formula Bisnis Indonesia (FBI) - For Better Indonesia adalah sebuah lembaga pelatihan bisnis (business coaching) yang telah berhasil membantu menaikkan performa bisnis dari para pelaku usaha secara signifikan melalui coaching. FBI telah melakukan coaching pada lebih dari 300 perusahaan dari berbagai jenis usaha antara lain : Manufaktur, Garmen, Konveksi, Asuransi, Telekomunikasi, IT & Solutions, Gymnasium, Restoran, Jasa Ekspedisi, Majalah, TV Cable, Architect, Design Interior, Fotografi, Clothing, Bengkel, Peternakan, Makanan & Minuman, Jamu, General Trading, dan lain-lain.

http://nlpbusinesscoach.com/ - http://formulabisnisindonesia.blogspot.com/

= Menyala

MENYALA
Sayur,daging sapi, saus tomat bahan untuk membuat spaghetti
Bumi mengelilingi matahari setiap hari adalah kehendakNya
Jaga hati kita agar tetap terus menyala jangan sampai mati
Karena hati yang menyala itu modal untuk menghadap kepadaNya.
by adm MAM
21 Februari 2012.
Pusat Cetak Dan Konveksi

Senin, 20 Februari 2012

Pameran Fotografis PANC?SILA

February 24 at 7:00pm until March 9 at 7:00pm

Pameran Foto+Grafis PANC?SILA hasil workshop 15 fotografer muda yang diselenggarakan oleh Galeri Foto Jurnalistik Antara bekerja sama dengan Grafisosial

Aditia Noviansyah, Anggie Cyndia, Ardiansyah Indra Kumala, Arya Manggala Nuswantoro, Dian Dwi Saputra, Elsen Tournia Lynn, Fajar Januarta, Fikri Adin Nur Mustaqim, Hafidz Novalsyah, Henoch Setiawan, Irene Beatrice, Novandi Kusuma Warda, Prabhoto Satrio, Rezky Nugraha, Septian Ade Mahendra

Featuring Poster karya Alit Ambara


Pembukaan Pameran
24 Februari 2012 pk 19.00
Musik: Efek Rumah Kaca, Blues 4 Freedom, Sanggar Akar

Pameran Foto
Galeri Foto Jurnalistik Antara
25 Februari – 9 Maret 2012
Jl. Antara No. 59, Pasar Baru, Jakarta 10710


Diskusi:

Menjadi Indonesia
Bersama fotografer peserta workshop PANC?SILA dan penulis “Menjadi Indonesia”
Sabtu 3 Maret 2012 pk 14.30
Presentasi “patungan.net untuk anak muda kreatif” oleh Aikon pk 17.00
Neo Journalism Club – Jl. Antara 61 – Pasar Baru

Pancasila di Zaman 2.0
Narasumber: Oscar Motuloh (GFJA), Toto Mujio (Grafisosial), Zainal Abidin (Elsam), Mardiyah Chamim (Tempo Institute)
Peluncuran Buku ESAI GRAFIS PANC?SILA
Jumat 9 Maret 2012 pk 14.30
Neo Journalism Club – Jl. Antara 61 – Pasar Baru


Sumber : http://grafisosial.org/pameran-fotografis-pancsila/

= Bus Stops of Mr. No Man | Solo Exhibition by SAMARPAN

Friday, February 24, 2012 at 6:30pm until Friday, March 16, 2012 at 5:00pm


The Painting of Samarpan
INNER RAINBOW


Like rainbow, the painting of Samarpan is a form of visual beauty that is purely composed of lines and colors. Samarpan’s painterly language relies on his state of mind. This language is quite perceptive in recording feeling, thinking, sensation and emotion of the painter. The painter’s body, especially his outstretched arm that moves in the act of painting, actively translates mental conditions and sensory sensations into abstract compositions. Let’s imagine his painting as an “inner rainbow”.
Obviously, what is painted by Samarpan is less important than how to paint it, the ways in which the artist manages lines and colors into composition. The intense interplay of lines and colors in his paintings create an impression of tremendous dynamic of the soul. The dynamic poetically gives vitality to the images of his paintings, making them looks fresh and vibrating. However, this dynamism is almost magically contained in controlled form. States of mind and emotional moods entered his paintings in a way that is like a refreshing drizzle creating beautiful rainbow.
Samarpan’s paintings are characterized by the presence of spatial illusion that rose from his sensitive ability to process color. Color policy is an important creative element that generates the suggestive power of his works. The colors of his paintings as if vibrating, calling each other in a dialogue, creating a variety of visual expression that is rich with psychological and emotional charge. His paintings demonstrate the capacity of color to give birth to the plasticity of the meaningful visual artistic language. In his work, we feel as if there is a pulsating energy formed by his brushstroke and his layers of paint that create visual rhythms laden with meaning.
The diverse visual surface configurations of Samarpan’s compositions are astonishingly contingent, depending on the instant of each execution. These moments of truths are genuine, synchronizing spiritual and physical movements, constructing critical connections between the inner and outer dimensions of creativity possessed by the artist. Samarpan intensely unravels these trans-dimensional relations to capture the pulse of possibilities of what shall occur. It is a creative moment bursting as new revivals. Numerous visual presentations of his paintings are formed from the same lines and colors, yet always different. Each creation is one of infinite compositional possibilities that have come to existence once the painting process has been completed.
Rather than attempting to interpret or understand reality, Samarpan put forward the total expressions of his mental experiences about lived reality that inspired him to paint. The image on his canvas is not the result of observation or meditation of reality, but rather the result of an existential process to give meaning to the perception of reality that settles in his intimate personal memory. In his act of painting, Samarpan does not seek to find the meaning of reality, but to make reality meaningful. He pursues the same ideal that motivates a true poet to write a poem. While presenting systematically constructed form, his works are more the invention of a poet than the invention of a philosopher or a scientist. His paintings record a variety of sensations about reality; also reflect a kind of “mystical thinking” that reaches the invisible dimension underlying the order of reality, the principle of harmony behind the reality of things.
Samarpan’s use of abstract form to express his reflections of life results in many profound questions. He does so because this is how he can best express the reality of his personal experience and vision. The depth and sensitivity of this expression, full of color and deep thought, rises above the limits of the canvas to reveal a deeply spiritual human being. Poetic and musical, Samarpan’s paintings are personal accounts about the liveliness of sensory perception, passionate feelings as well as thoughtful considerations reviving from an authentic experience about reality that astounds his soul.
Samarpan’s paintings invite us to participate in a colorful journey from the “sight” to the “insight” he has kept hidden in his innermost mind. They allow us to fly with him to the wonderful land of imagination, to dream and see the world anew, and finally make us realize that we have wings too. His paintings tell us that by keeping our minds open to new experiences and adventures, we too can fly and discover our own hidden land of “rainbow”.


Writer: Arif Bagus Prasetyo

= Peralatan foto

http://www.prolite.co.id/

= Tanda hati

Friday, February 24, 2012

6:30pm
until 9:30pm

Tonyraka Art Gallery mengundang Teman-Teman untuk hadir di pembukaan pameran 4 perupa Bali ( I Wayan Sudarna Putra, I Ketut Suwidiarta, I Gusti Ngurah Buda, I Wayan Sandika) yang bertajuk TANDA HATI, pada Jumat, 24 Februari 2012, pukul 18.30 wita di Tonyraka Art Gallery,Jl. Raya Mas 86, Mas, Ubud, Bali.

Pameran akan berlangsung hingga 16 Maret 2012.

Sampai jumpa!

_________________________________________________________


Membaca “Tanda Hati” Empat Perupa


Setiap perupa harus memiliki persoalan atau gagasan yang hendak dituang ke hamparan kanvas sehingga menjadi karya yang memiliki nilai dan maknanya sendiri. Persoalan atau gagasan itu bisa berasal dari diri si perupa sendiri atau dari interaksi perupa dengan lingkungan sosial atau pergaulan yang lebih luas. Perupa yang kreatif selalu berupaya menyerap setiap persoalan atau gagasan yang mengusik pikiran dan perasaanya, yang kemudian mengendap menjadi bahan renungan, dan menyublim ke dalam bentuk-bentuk karya yang diciptakannya.
Pada akhirnya, setiap karya seni akan menjadi “tanda hati”, suatu jejak atau tilas yang lahir dari ruang renungan perupa terhadap berbagai persoalan atau gagasan. Tak hanya perupa, setiap manusia sebagai sosok individu juga memiliki tanda hatinya sendiri, sebagai ungkapan ekspresi di dalam menjelajahi ruang-ruang sosial dan budaya. Tanda hati adalah ekspresi sekaligus juga eksistensi. Dalam tataran kualitas-kualitas tertentu, setiap manusia adalah seniman. Bahkan, Tuhan pun adalah Seniman Agung yang mengkreasi jagad raya beserta isinya. Jadi, jelaslah tanda hati lahir dari kesadaran jiwa “yang tercerahkan” oleh berbagai rupa persoalan atau pun gagasan.
Pameran ini menampilkan “tanda hati” dari empat perupa, yakni I Ketut Suwidiarta, I Wayan Sandika, I Wayan Sudarna Putra dan I Gusti Ngurah Putu Buda. Mereka adalah perupa yang cukup lama berkecimpung di ranah seni rupa, dengan karya-karya yang memiliki karakter tersendiri dan mengusung persoalan atau gagasan yang beragam. Selain kemampuan teknis, bukankah setiap perupa harus memiliki gagasan atau persoalan yang hendak dituang ke dalam bentuk karya? Suatu karya tanpa gagasan hanyalah omong kosong, sama halnya dengan wadah tanpa isi. Bahkan sebidang lukisan abstrak pun harus mengandung suatu gagasan.
Gagasan tentu lahir dari tingkat kepekaan dan kecerdasan si perupa dalam menyerap, menyikapi, mengritisi berbagai fenomena yang terjadi, baik di dalam dirinya maupun di luar dirinya. Persoalannya sekarang adalah di bawah bayang-bayang kecanggihan teknik, dunia seni rupa kita malah miskin gagasan. Ke depan, perlu lebih banyak lahir gagasan-gagasan bernas sehingga seni rupa kita bisa diperhitungkan di tingkat internasional.
Agar tidak ngelantur terlalu jauh, ijinkan saya menjadi penyambung lidah empat perupa ini untuk menyuarakan gagasan-gagasan yang semayam di benak mereka, serta mengulas satu dua karya mereka. Sebagai benang merah, pameran “Tanda Hati” ini didasari upaya-upaya mengungkap fenomena-fenomena ironis maupun satir yang terjadi di berbagai lini kehidupan. “Tanda Hati” merupakan kesaksian perupa atas berbagai persoalan atau peristiwa yang mengusik nuraninya.
Tanda hati serta gagasan karya-karya Suwidiarta bersumber dari persoalan globalisasi yang hingga kini banyak menimbulkan fenomena baru. Batas-batas negara seolah tak ada. Dalam fenomena internet, misalnya, dunia menjadi seukuran layar laptop, tablet, ponsel. Warga negara menjadi warga dunia. Perlahan rasa nasionalisme terkikis. Negara tak lagi menjadi soko guru kehidupan. Orang-orang mencari formulasi baru dengan mencomot berbagai budaya dan filosofi. Suwidiarta berupaya merangkum berbagai persoalan dari latar-latar budaya yang berbeda, terutama persoalan hilangnya rasa kebangsaan. Fenomena ini memunculkan ironi, satir, parodi yang bisa kita saksikan lewat karya-karya seni rupanya.
Misalnya, pada lukisan berjudul “Triumph of Death” dan “Lost”, Suwidiarta memainkan berbagai ikon dan simbol lintas budaya dengan nuansa parodi yang kental. Sosok Gajah Mada berbalut kostum jenderal terlentang disangga anak-anak panah layaknya adegan Bhisma Gugur dalam epos Mahabarata, dikerubungi dan diratapi oleh tokoh-tokoh dari berbagai ras dan negara. Karya-karya ini merepresentasikan makin samarnya batas-batas mitos, epos, etnis, ras, budaya, negara, rasa nasionalisme, di tengah arus deras globalisasi yang terus mengalir hingga detik ini.
I Wayan Sandika meramu gagasan-gagasan karyanya dari persoalan yang paling dekat dengan diri manusia, yakni keluarga. Sandika merenungi kembali hakikat hubungan orang tua dan anak. Dalam psikologi anak diibaratkan kertas putih yang siap diisi dengan aneka warna kehidupan. Anak dengan mudah menyerap dan meniru perkataan dan perbuatan orang tuanya. Jika orang tua sering berkata kasar, maka dapat dipastikan anak pun akan suka berkata kasar. Begitu pula jika anak dididik dengan kasih sayang, maka anak akan tumbuh sesuai didikan orang tuanya.
Di tengah kesibukan orang tua, anak-anak sering terabaikan. Bahkan, mereka bisa tumbuh liar dengan menyerap atau meniru hal-hal yang tak pantas. Lukisan berjudul “Massage” dengan ironis menampilkan balita (bayi di bawah lima tahun) yang asyik merokok sambil berendam di bak air. Sebelumnya, di situs youtube pernah muncul video balita yang merokok. Mungkin maksudnya untuk lucu-lucuan, namun video itu dikecam masyarakat dunia sebagai suatu bentuk eksploitasi dan mengajarkan hal yang tak pantas pada anak-anak. Sementara itu, lukisan ini jelas tujuannya bukan untuk lucu-lucuan, melainkan terkandung suatu pesan agar hati-hati mendidik anak.
Ironi-ironi hubungan orang tua dan anak juga muncul dalam lukisan-lukisan Sandika yang lain. Pada lukisan “Single Parent”, Sandika menampilkan sosok wanita seksi menenteng dua bungkusan, masing-masing berisi boneka dan balita. Yang menjadi fokus sekaligus pesan pada lukisan ini adalah cara wanita itu memperlakukan anaknya sungguh jauh dari sifat seorang ibu yang penuh kasih sayang. Seringkali kesibukan mengejar karir berdampak pada telantarnya anak-anak. Di lukisan ini tampak si balita diperlakukan sama dengan benda atau boneka yang mudah ditenteng. Seolah si balita bukanlah manusia yang perlu dicurahi kasih sayang.
Tak banyak yang mampu mengenali dirinya sendiri. Sebab mengenali diri sendiri dan mengakui diri seutuhnya memerlukan kesiapan mental. Manusia sering dikendalikan oleh pencitraan diri dan seringkali bereaksi terhadap penilaian dari lingkungannya. Pencitraan diri adalah topeng yang sengaja dipakai manusia untuk menutupi keburukan atau kekurangannya. Perlu kesiapan mental dan kesadaran diri untuk membuka topeng-topeng itu sehingga manusia mencapai keutuhannya, memiliki kelebihan sekaligus kekurangan. Hal-hal inilah yang menjadi gagasan dan perenungan karya-karya I Wayan Sudarna Putra.
Seri lukisan terbaru Sudarna yang bertajuk “Si Buruk Rupa” merupakan bagian dari proses pengenalan dirinya sendiri. Ada pertanyaan besar yang terus menerus menjadi bahan renungannya: siapakah aku ? Tak henti dia memburu jati dirinya sebagai manusia. Representasi wajah-wajah buruk yang digubah dari wajahnya sendiri merupakan bentuk pengakuan ketaksempurnaan diri, semacam autokritik. Wajah-wajah itu tertempel di kaca, pipih, tak berbentuk, bahkan tampak menjijikkan. Menyimak karya-karya ini, saya jadi berpikir: sesungguhnya manusia adalah mahkluk yang paling menjijikkan, yang selalu berupaya meraih kesempurnaan.
Lewat representasi abstraksi yang cenderung kelam, I Gusti Ngurah Putu Buda menyuguhkan gagasan dan persoalan yang berkaitan dengan diri sendiri (konflik batin), konflik sosial, krisis global, dan berbagai peristiwa kelam yang terjadi akhir-akhir ini, baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional. Berbagai persoalan dan peristiwa di dalam dan luar diri bersenyawa membentuk cara pandang yang cenderung pesimis. Seolah semua menghadapi kuldesak (jalan buntu), dan seakan tak ada solusi yang berarti. Namun, kalau direnungi lebih seksama, segala persoalan dan peristiwa pada akhirnya menempa manusia untuk berupaya menemukan celah-celah harapan, yang membuat manusia masih betah bertahan mengarungi kehidupan.
Begitulah. Karya-karya Gusti Buda yang cenderung menggunakan warna-warna gelap merupakan cerminan persoalan yang terjadi di dalam dirinya dan persoalan sosial yang lebih luas. Misalnya, lukisan “Dark Neast” bertolak dari fenomena sosial yang bagaikan ranah kelam dan manusia berada dalam situasi tak menentu, gelap tanpa harapan. Namun, melalui lukisan “Toward Light”, Gusti Buda menyampaikan pesan bahwa dalam setiap kegelapan, cahaya sekecil apa pun bisa dimaknai sebagai harapan.
Empat perupa telah menyuguhkan tanda hatinya. Yakni, karya-karya yang mewakili cerminan hati nurani masing-masing perupa ketika merespon berbagai persoalan, baik yang bersumber dari dalam diri maupun luar diri. Selanjutnya, terserah apresian memaknai kembali masing-masing tanda hati itu. Semoga berguna.


Oleh :
Wayan ‘Jengki’ Sunarta
Lulusan Antropologi Budaya, Fakultas Sastra, Universitas Udayana. Pernah kuliah seni lukis di ISI Denpasar.

= DARI MATA JADI KARYA, Pameran foto memperingati 2 tahun Workshop BauTanah


    • Friday, February 24, 2012 at 10:00am
      until Monday, February 27, 2012 at 10:00pm


  • BAUTANAH GALERI JALANAN mau ngadain pameran lagi, dalam rangka memperingati 2 tahun nya penyelenggaraan workshop berjalan di lingkungan masyarakat yang bertajuk

    "DARI MATA JADI KARYA"

    Jumat 24 Februari - Senin 27 Februari 2012
    di GALERI JALANAN BAUTANAH, Tembok dan Trotoar Stasiun Cikini Jakarta
    Jl. Pegangsaan Timur Raya, Cikini-Menteng.
    (seberang kampus UI pegangsaan)

    Pameran ini adalah karya dari para perekam/peserta seluruh workshop di Bautanah Galeri Belajar yaitu kelas-kelas Basic photograpy, Advance Photography, Pinhole, kelas bahasa dasar perancis, bahasa inggris (basic IELTS), kelas penulisan, dan karya undangan dari rekan/sahabat BauTanah.

    PEMBUKAAN PAMERAN:
    Jumat, 24 Februari 2012
    Mulai Jam 18.30WIB
    oleh: Refi Mascot & Desmuyoto P. Gunadi (kurator pameran)
    Hiburan:
    - Kesenian daerah
    - Street Stand Up Comedy
    - Performance Art
    - Live music accoustic (Blues, Reggae)


    Workshop Cukil by: Rangga Lawe cs
    Sabtu, 25 Februari 2012
    mulai pkl 13.00wib
    free

    Talkshow & Slide Fotografi Jurnalistik
    "Foto dokumenter Rawa Gede"
    oleh: Rahmat Gunawan (tole)
    Sabtu 25 Feb
    mulai pkl 14.30wib

    Diskusi fotografi
    oleh: Tirto Andayanto MR
    Senin 27 Feb 2012

    Talkshow fotografi
    oleh: Ferry Ardianto*

    *Tentative

    Slide show “fotografi kreatif”
    Oleh Ray Bachtiar Dradjat
    Senin 27 februari 2012
    mulai pk 15.00wib

    Screening movie (Layar tancep)
    - "Film-Film Jurnal"
    - "Jakarta Doeloe Doeloe".
    - "Sudjiwo Tedjo tentang hari bumi"
    Sabtu 25 feb & Minggu 26 feb
    mulai pk: 18.00wib

    "CIKINI STREET BLUES" konser perdana (first gig)*
    with: Fullmoon, The Gello, Rika suka suka, Bugger off,dll.
    Sabtu 25 feb & Minggu 26 Feb
    mulai pkl 19.00 & 15.00

    *tentative

    Workshop “KAMERA LUBANG JARUM”
    Bautanah pinhole & KLJI
    Minggu 26 Februari
    mulai pkl 10.00wib
    Donasi ditempat

    Workshop “SABLON”
    bareng : Dq Rahmones
    Minggu 26 Februari
    mulai pkl: 13.00wib
    workshop gratis,
    Jika mau nyablon gambar pameran dengan membawa kaos sendiri donasi hanya:Rp.10.000,-


    PENUTUPAN PAMERAN & PENYERAHAN SERTIFIKAT
    Senin 27 Februari 2012
    mulai pk.20.00wib
    oleh: mas Tirto Andayanto MR


    Jadi untuk temen2 yang namanya pernah tercantum jadi peserta Workshop dipersilahkan bagi yang mau berpartisipasi membantu serta menyumbang karya dalam pameran ini dipersilahkan dengan ketentuan dibawah ini:

    Teknik dan regulasi pengiriman karya:

    1. Pameris hanya untuk peserta yang namanya terdaftar dan pernah mengikuti workshop di Bautanah Galeri Belajar

    2. Tema karya dalam pameran ini BEBAS, karya akan di seleksi terlebih dahulu oleh Desmunyoto P Gunadi (fotografer muda profesional)

    3. Bagi yang mau kirim karya ke pameran' "Dari mata jadi karya" bisa dikirim
    dikumpulkan ke: Kordinator Karya : Ari (02192702338)
    Junaidi (087771436139) atau
    via email : anniversary2nd@yahoo.com

    4. yang ingin mengumpulkan karya (angkatan 7-10) paling telat tanggal 19 februari 2012 , (angkatan 0-6) tanggal 22 Februari Beserta Caption dan bila ada Esai dipersilahkan
    Dan pengumuman Hasil Karya Yang sudah di Kurasi (seleksi) Tanggal 21 Februari 2012, setelah seleksi karya Dicetak dengan Ukuran min 17R dan dicetak serta dibingkai sendiri, untuk calon pameris angkatan 0-6 tidak diharuskan ikut kurasi, tetapi karya siap display.

    5.untuk seluruh pameris dikenakan donasi uang pendaftaran pameran sebesar Rp. 35.000,-00 dengan rincian
    Rp. 10.000 buat sertikat dan stiker
    Rp. 25.000 buat biaya produksi pameran

    6.TAMBAHAN UNTUK ANGKATAN 7-10: pengiriman karya soft copy min 5 karya, bila tidak ada semampunya aja untuk proses kurasi/seleksi dan karya yang siap display untuk dipamerkan min 2 karya


    "SATU KARYA LOE BIKIN PINTER ANAK BANGSA"

    follow our twitter:
    https://twitter.com/#!/BAUTANAHgaleri

    Info hub:
    - 083897796787 (bagol)
    - 02194926424 (isa)

= SOLO EXHIBITION BUYUNG MENTARI


  • SOLO EXHIBITION BY:BUYUNG MENTARI " NAH #1
    balai Sriwijaya Alternative Art Space Yogyakarta.Indonesia
    Jln.Bausasran.Danurejan III no.595 Yogyakarta.Indonesia
    pembukaan pameran :20 pebruary 2012. 19.30 wib


    Dibuka oleh :Ronnie S. Haryanto (Rumahku Art Cafe.Magelang)
    kurator :Aa.Nurjaman

    Opening ART :
    Music Performance :-Dessy LATE
    -Let's Do It
    -Nol Km
    -Lonelly
    -Darmo Gandul
    -Dahlia
    -Fals'an
    -Bandit SeX
    -Chika N' Pistol Air

    Performance ART : -Tari Tradisonal Sumatera Selatan
    - eNJUN JA
    -Alwy
    -Mat PANGGUNG
    -Sanggar Coret Yogyakarta

    sUPport By : -IKPM Sumatera Selatan
    -Ketjil Bergerak
    -IVAA
    -Galaks Studio.Yogyakarta
    -SeBumi
    -Sket Ceria
    -Nol km Malioboro
    -Your Soul Art Studio.Yogyakarta