Tubuh Ketiga: Pada Perayaan yang Berada di Antara - Teater Garasi
Time
LocationTeater Salihara
Created By
More Info
October 12 at 8:00pm - October 13 at 8:00pm
LocationTeater Salihara
Jl. Salihara no.16 Pejaten Barat, Pasar Minggu (dekat UNAS)
Jakarta, Indonesia
Created By
More Info
Sel-Rab, 12-13 Oktober 2010 pukul 20:00 - 22:00 WIB
Teater - Festival Salihara 2010
Teater Garasi (Yogyakarta , Indonesia)
Tubuh Ketiga: Pada Perayaan yang Berada di Antara
...Teater Salihara
Sutradara / Director: Yudi Ahmad Tajudin
Pentas ini semacam esai teatrikal atau teater esai tentang kesenian Tarling-Dangdut dan Indramayu. Bahwa sebagai sebentuk kesenian yang berkembang di pesisir utara Jawa, Tarling-Dangdut menyimpan banyak aspek yang menarik, terutama jika dikaitkan dengan sejarah kebudayaan Indonesia sebagai sejarah kebudayaan “di antara”. Ia begerak di antara kebudayaan agraris dan industrial, antara desa dan kota, antara tradisional dan modern. Ia tersusun dari pertemuan dan percampuran budaya-budaya yang berbeda. Tubuhnya terbangun dari lapisan-lapisan.
Tarling-Dangdut juga problematis. Ia dianggap bukan seni tradisi tetapi juga belum seni modern. Ada masyarakat yang menggemarinya sebagai bagian dari ritus sosial maupun bentuk kesenian, tetapi ada pula yang menolak dan merendahkannya dengan alasan tertentu.
Tapi di tengah posisi problematis itu ia terus tumbuh menjadi penanda kota dan wilayah Indramayu.
Sementara sebagai sebuah kota Indramayu tumbuh di antara pusat-pusat kebudayaan yang saling menanamkan pengaruhnya: Jawa Tengah (Solo dan Yogyakarta), Jawa Barat (Bandung) dan Jakarta yang merupakan pusat Indonesia modern. Ia bisa dibaca sebagai desa sekaligus kota yang tumbuh di “ruang ketiga”. Itulah entitas kebudayaan yang tidak tumbuh dari satu definisi atau identitas saja, tetapi percampuran dari berbagai-bagai. Karena itu ia hanya bias dipahami dengan berbagai pendekatan dan sudut pandang.
Untuk pentas kali ini Teater Garasi melakukan riset dan berproses langsung di Indramayu. Sebelumnya, Teater Garasi mementaskan j(ej)alan (2008) dan sejumlah proyek monolog bagi aktor-aktrisnya.
Tiket:
HTM Rp 50.000,- | Pelajar/Mahasiswa Rp 25.000,-
==========================================
Tue-Wed, 12-13 October 2010 at 8:00pm - 10:00pm
Theater - Festival Salihara 2010
Teater Garasi (Yogyakarta , Indonesia)
The Third Body: On Embracing the In-Betweenness
Salihara Theater
This performance is a kind of theatrical essay on the art form of Tarling-Dangdut and Indramayu. As an art form which has developed in the north coast region of Java, Tarling-Dangdut has many interesting aspects to it, especially when related to the history of Indonesian culture as a cultural history of the “in between.” It moves between agrarian and industrial cultures, between rural and urban, between traditional and modern. It is composed of the meeting and mixing of different cultures. Its body is constructed from layers.
Tarling-Dangdut is also problematic. It is considered to be neither traditional art nor an art which is modern. There are people who are fans as part of social rituals or as an art form, but there are those who reject and criticize it for various reasons. But in the midst of its problematic position it continues to grow as an icon of the city and area of Indramayu.
Meanwhile as a city Indramayu has grown up between cultural centers which have also influenced it: Central Java (Solo and Yogyakarta), West Java (Bandung) and Jakarta, the center of modern Indonesia. It can be read as a village and at the same time as a city growing in the “third space”. That is as a cultural entity which has not developed from only one definition or identity, but a combination of diverse ones. Because of that, it can only be understood through various approaches and perspectives.
For this performance Teater Garasi undertook research and their creative process working directly in Indramayu. Previously, Teater Garasi performed j(ej)alan (2008) and a number of monologue projects for various actors/actresses.
Tickets Rp 50.000,- | Students Rp 25.000,-
==========================================
Informasi Acara & Tiket Pertunjukan
Informasi acara & reservasi tiket (kecuali pameran)
021-789-1202, 0817-077-1913
0857-193-111-50, 0812-8184-5500, 021-9974-5934
melan@salihara.org, dita@salihara.org
Informasi pameran & Galeri Salihara
021-9619-2632, ipiet@salihara.org
Pemesanan dapat dilakukan melalui telepon, SMS, dan/atau online diwww.salihara.org
Pembayaran dapat dilakukan secara langsung di loket Salihara, atau transfer/setor ke BCA No. 450-30-17108 a.n. Yay. Utan Kayu.
Pembayaran melalui transfer dianggap sah setelah bukti transfer difaks ke 021-781-8849. Bukti transfer asli wajib ditunjukkan saat mengambil tiket.
Pemesanan tiket yang tidak dilunasi dalam 3 hari akan dianggap batal.
Pemesanan tiket pertunjukan ditutup pada hari H-2 pukul 17:00 WIB. Setelah itu, loket Salihara hanya melayani pembelian secara langsung.
Pelajar/Mahasiswa yang ingin mendapatkan tiket harga khusus wajib membawa kartu pelajar/mahasiswa.
Tiket yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.
Pers yang ingin meliput wajib memberi konfirmasi maksimal hari H-1 pukul 17:00 WIB, karena jumlah tiket pers sangat terbatas.
Waktu Operasional
Waktu operasional untuk seluruh komunikasi dan Loket Salihara
Senin-Jumat, 09:00-17:00 WIB
Sabtu, 16:00-19:00 WIB
Minggu dan hari libur nasional tutup, kecuali ada acara
Bila ada acara, waktu operasional diperpanjang hingga pukul 21:00 WIB
Waktu operasional khusus pameran
Senin-Sabtu, 11:00-20:00 WIB
Minggu dan hari libur nasional tutup
Teater - Festival Salihara 2010
Teater Garasi (Yogyakarta , Indonesia)
Tubuh Ketiga: Pada Perayaan yang Berada di Antara
...Teater Salihara
Sutradara / Director: Yudi Ahmad Tajudin
Pentas ini semacam esai teatrikal atau teater esai tentang kesenian Tarling-Dangdut dan Indramayu. Bahwa sebagai sebentuk kesenian yang berkembang di pesisir utara Jawa, Tarling-Dangdut menyimpan banyak aspek yang menarik, terutama jika dikaitkan dengan sejarah kebudayaan Indonesia sebagai sejarah kebudayaan “di antara”. Ia begerak di antara kebudayaan agraris dan industrial, antara desa dan kota, antara tradisional dan modern. Ia tersusun dari pertemuan dan percampuran budaya-budaya yang berbeda. Tubuhnya terbangun dari lapisan-lapisan.
Tarling-Dangdut juga problematis. Ia dianggap bukan seni tradisi tetapi juga belum seni modern. Ada masyarakat yang menggemarinya sebagai bagian dari ritus sosial maupun bentuk kesenian, tetapi ada pula yang menolak dan merendahkannya dengan alasan tertentu.
Tapi di tengah posisi problematis itu ia terus tumbuh menjadi penanda kota dan wilayah Indramayu.
Sementara sebagai sebuah kota Indramayu tumbuh di antara pusat-pusat kebudayaan yang saling menanamkan pengaruhnya: Jawa Tengah (Solo dan Yogyakarta), Jawa Barat (Bandung) dan Jakarta yang merupakan pusat Indonesia modern. Ia bisa dibaca sebagai desa sekaligus kota yang tumbuh di “ruang ketiga”. Itulah entitas kebudayaan yang tidak tumbuh dari satu definisi atau identitas saja, tetapi percampuran dari berbagai-bagai. Karena itu ia hanya bias dipahami dengan berbagai pendekatan dan sudut pandang.
Untuk pentas kali ini Teater Garasi melakukan riset dan berproses langsung di Indramayu. Sebelumnya, Teater Garasi mementaskan j(ej)alan (2008) dan sejumlah proyek monolog bagi aktor-aktrisnya.
Tiket:
HTM Rp 50.000,- | Pelajar/Mahasiswa Rp 25.000,-
==========================
Tue-Wed, 12-13 October 2010 at 8:00pm - 10:00pm
Theater - Festival Salihara 2010
Teater Garasi (Yogyakarta , Indonesia)
The Third Body: On Embracing the In-Betweenness
Salihara Theater
This performance is a kind of theatrical essay on the art form of Tarling-Dangdut and Indramayu. As an art form which has developed in the north coast region of Java, Tarling-Dangdut has many interesting aspects to it, especially when related to the history of Indonesian culture as a cultural history of the “in between.” It moves between agrarian and industrial cultures, between rural and urban, between traditional and modern. It is composed of the meeting and mixing of different cultures. Its body is constructed from layers.
Tarling-Dangdut is also problematic. It is considered to be neither traditional art nor an art which is modern. There are people who are fans as part of social rituals or as an art form, but there are those who reject and criticize it for various reasons. But in the midst of its problematic position it continues to grow as an icon of the city and area of Indramayu.
Meanwhile as a city Indramayu has grown up between cultural centers which have also influenced it: Central Java (Solo and Yogyakarta), West Java (Bandung) and Jakarta, the center of modern Indonesia. It can be read as a village and at the same time as a city growing in the “third space”. That is as a cultural entity which has not developed from only one definition or identity, but a combination of diverse ones. Because of that, it can only be understood through various approaches and perspectives.
For this performance Teater Garasi undertook research and their creative process working directly in Indramayu. Previously, Teater Garasi performed j(ej)alan (2008) and a number of monologue projects for various actors/actresses.
Tickets Rp 50.000,- | Students Rp 25.000,-
==========================
Informasi Acara & Tiket Pertunjukan
Informasi acara & reservasi tiket (kecuali pameran)
021-789-1202, 0817-077-1913
0857-193-111-50, 0812-8184-5500, 021-9974-5934
melan@salihara.org, dita@salihara.org
Informasi pameran & Galeri Salihara
021-9619-2632, ipiet@salihara.org
Pemesanan dapat dilakukan melalui telepon, SMS, dan/atau online diwww.salihara.org
Pembayaran dapat dilakukan secara langsung di loket Salihara, atau transfer/setor ke BCA No. 450-30-17108 a.n. Yay. Utan Kayu.
Pembayaran melalui transfer dianggap sah setelah bukti transfer difaks ke 021-781-8849. Bukti transfer asli wajib ditunjukkan saat mengambil tiket.
Pemesanan tiket yang tidak dilunasi dalam 3 hari akan dianggap batal.
Pemesanan tiket pertunjukan ditutup pada hari H-2 pukul 17:00 WIB. Setelah itu, loket Salihara hanya melayani pembelian secara langsung.
Pelajar/Mahasiswa yang ingin mendapatkan tiket harga khusus wajib membawa kartu pelajar/mahasiswa.
Tiket yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.
Pers yang ingin meliput wajib memberi konfirmasi maksimal hari H-1 pukul 17:00 WIB, karena jumlah tiket pers sangat terbatas.
Waktu Operasional
Waktu operasional untuk seluruh komunikasi dan Loket Salihara
Senin-Jumat, 09:00-17:00 WIB
Sabtu, 16:00-19:00 WIB
Minggu dan hari libur nasional tutup, kecuali ada acara
Bila ada acara, waktu operasional diperpanjang hingga pukul 21:00 WIB
Waktu operasional khusus pameran
Senin-Sabtu, 11:00-20:00 WIB
Minggu dan hari libur nasional tutup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar