Sabtu, 02 Oktober 2010

= Judul: Mengenang Sang Maestro Karawitan

Indonesia Seni
October2, 2010

Judul: Mengenang Sang Maestro Karawitan
“Kalau cinta, bang//Bukan ketok magic//Ditutup-tutup pantang dilirik//Cinta terasa asyik//Berbunga-bunga saat dipetik//Kalau cinta, bang//Bukan super market//Mengada-ada biar kepelet//Cinta kan tetap lengket//Tak akan pudar walau kepepet...”

Pernahkan Anda mendengar sebagian kutipan lagu tadi? Lagu tadi berjudul “Cinta Ketok Magic” yang dipopulerkan oleh penyanyi dang dut, Evi Tamala pada 1992 lalu. Adalah almarhum Nano Suratno yang menciptakan lagu itu. Selain lagu “Cinta Ketok Magic”, beliau juga menciptakan lagu “Kalangkang” (Bayangan) yang dipopulerkan oleh Nining Meida pada 1989, dan “Cinta” yang dinyanyikan oleh Hetty Koes Endang. Lagu Cinta Ketok Magic dan Kalangkang meraih HDX Award tingkat nasional, sebab meledak di pasaran.
Nano Suratno atau yang lebih akrab dipanggil Mang Nano S, merupakan maestro musik karawitan sunda dan lagu pop sunda. Selain itu, ia dikenal sebagai seorang penulis dalam bahasa Sunda, dan pernah menjabat sebagai Kepala Taman Budaya Propinsi Jawa barat (1995-2000). Kepopulerannya terdengar sampai level internasional. Sejak kecil, darah seni Nano sudah terlihat. Ia merupakan murid langsung dari seorang tokoh angklung ternama,Daeng Soetigna, dan seniman karawitan sunda, Mang Koko. Pertemuannya pertama kali dengan Daeng Soetigna terjadi saat ia melanjutkan pendidikan ke Konservatori Karawitan di Bandung pada 1961, setamat SMP. Kebetulan ketika itu sekolah tersebut dipimpin oleh Daeng Soetigna. Ketertarikannya pada karawitan sunda memang besar. Terbukti ketika kuliah, ia memilih Jurususan Karawitan Sunda di Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) dan STSI Bandung. Selanjutnya:http://www.facebook.com/l/ae4acPiExizJ8koNLNL_YzbmVwg;indonesiaseni.com/musik/sosok-musik/mengenang-sang-maestro-karawitan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar