Thursday, October 28 at 7:30pm - October 29 at 10:00pm
LocationJogja National Museum
Jl. Amri Yahya no2
Jogjakarta, Indonesia
Created By
More Info
MEDEAMEDIA
(musical / theatre / dance)
Pertunjukan
Medea Media
...Sebuah adaptasi bebas atas Medea karya Euripides
Waktu
28 & 29 Oktober 2010
19:30 - 21:00
Tempat
Jogja National Museum, Jalan Amri Yahya no. 1 Yogyakarta
HTM: IDR 20,000
reservation: Hani: 081328476304 atau (0274) 415 844
Oleh
Peraih Empowering Women Artists
dari Kelola, Hivos, Ford Foundation
Naomi Srikandi berkolaborasi dengan Erythrina Baskoro, B. Verry Handayani, Clink Sugiarto, Febrian Eko Mulyono, Jamaluddin Latif, M.N.Qomaruddin, Novi Kristinawati, Ozzy Fauziah, Risky Summerbee, Wok the Rock.
Didukung oleh: Banjar Tri Andaru Cahyo, Dipta Pradipta, Doni Kurniawan, Erson Padapiran, Exon Baruna, Miftakul Effendi, Safrudin Gombloh.
Manajer Produksi: Rarik Oktiviani
Konsep Karya
Medea Media adalah adaptasi atas lakon klasik Medea yang digarap dengan pendekatan kontemporer untuk menemukan cara pemanggungan yang segar dan relevan dengan hari ini; menempatkan substansi cerita dan tokoh-tokoh Medea ke dalam bentuk, tubuh, sikap, perilaku dan relasi-relasi baru yang merujuk pada kenyataan sehari-hari kini.
Tentang Medea Klasik
Medea klasik adalah tragedi sebuah kerajaan di mana Euripides dengan halus menunjukkan kelemahan struktur keluarga/masyarakat melalui batas-batas publik/privat yang diputar-balikkan oleh cara berpikir dan gagasan sosial-politis tokoh Medea yang dianggap menyimpang perihal keluarga, peran gender, dan tugas-tugas warga negara.
Adaptasi dalam Medea Media
Medea Media membicarakan Medea dalam konteks media massa. Medea klasik membungkus gagasan sosial-politisnya dengan drama cinta yang kompleks; pengorbanan, pengkhianatan, pembalasan dendam, pengasingan, dan tak lupa: pembunuhan. Bersanding dengan realitas media yang mendukung selebritas dan cerita-cerita sensasional semacam itu, kisah klasik Medea berpeluang menemukan ruang dan publik barunya untuk relevan diperbincangkan kembali. Medea menawarkan sensasi yang mampu memikat publik lewat kisah cintanya yang tragis dan di saat yang sama berpotensi membuka tafsir kritis atas gagasan yang dikandungnya melalui hubungannya dengan media sekarang. Untuk itu, Medea Media mengolah bentuk TV show yang bernuansa musical. TV show maupun musical di sini adalah gagasan bentuk yang potensial untuk terus dijelajahi kemungkinan perwujudannya, di luar apa yang sudah umum dipahami sebagai TV show dan mainstream musical.
See More
(musical / theatre / dance)
Pertunjukan
Medea Media
...Sebuah adaptasi bebas atas Medea karya Euripides
Waktu
28 & 29 Oktober 2010
19:30 - 21:00
Tempat
Jogja National Museum, Jalan Amri Yahya no. 1 Yogyakarta
HTM: IDR 20,000
reservation: Hani: 081328476304 atau (0274) 415 844
Oleh
Peraih Empowering Women Artists
dari Kelola, Hivos, Ford Foundation
Naomi Srikandi berkolaborasi dengan Erythrina Baskoro, B. Verry Handayani, Clink Sugiarto, Febrian Eko Mulyono, Jamaluddin Latif, M.N.Qomaruddin, Novi Kristinawati, Ozzy Fauziah, Risky Summerbee, Wok the Rock.
Didukung oleh: Banjar Tri Andaru Cahyo, Dipta Pradipta, Doni Kurniawan, Erson Padapiran, Exon Baruna, Miftakul Effendi, Safrudin Gombloh.
Manajer Produksi: Rarik Oktiviani
Konsep Karya
Medea Media adalah adaptasi atas lakon klasik Medea yang digarap dengan pendekatan kontemporer untuk menemukan cara pemanggungan yang segar dan relevan dengan hari ini; menempatkan substansi cerita dan tokoh-tokoh Medea ke dalam bentuk, tubuh, sikap, perilaku dan relasi-relasi baru yang merujuk pada kenyataan sehari-hari kini.
Tentang Medea Klasik
Medea klasik adalah tragedi sebuah kerajaan di mana Euripides dengan halus menunjukkan kelemahan struktur keluarga/masyarakat melalui batas-batas publik/privat yang diputar-balikkan oleh cara berpikir dan gagasan sosial-politis tokoh Medea yang dianggap menyimpang perihal keluarga, peran gender, dan tugas-tugas warga negara.
Adaptasi dalam Medea Media
Medea Media membicarakan Medea dalam konteks media massa. Medea klasik membungkus gagasan sosial-politisnya dengan drama cinta yang kompleks; pengorbanan, pengkhianatan, pembalasan dendam, pengasingan, dan tak lupa: pembunuhan. Bersanding dengan realitas media yang mendukung selebritas dan cerita-cerita sensasional semacam itu, kisah klasik Medea berpeluang menemukan ruang dan publik barunya untuk relevan diperbincangkan kembali. Medea menawarkan sensasi yang mampu memikat publik lewat kisah cintanya yang tragis dan di saat yang sama berpotensi membuka tafsir kritis atas gagasan yang dikandungnya melalui hubungannya dengan media sekarang. Untuk itu, Medea Media mengolah bentuk TV show yang bernuansa musical. TV show maupun musical di sini adalah gagasan bentuk yang potensial untuk terus dijelajahi kemungkinan perwujudannya, di luar apa yang sudah umum dipahami sebagai TV show dan mainstream musical.
See More
Tidak ada komentar:
Posting Komentar