Senin, 11 Oktober 2010

= Dato ’ Seri Anwar Ibrahim (Malaysia) - Freedom and Its Enemies


Dato ’ Seri Anwar Ibrahim (Malaysia) - Freedom and Its Enemies

Waktu
11 Oktober · 20:00 - 22:00

TempatGaleri Salihara
Jl. Salihara no.16 Pejaten Barat, Pasar Minggu (dekat UNAS)
Jakarta, Indonesia

Dibuat oleh:

Info Selengkapnya
Senin, 11 kctober 2010 20:00WIB - 22:00 WIB
Kuliah Umum
Dato ’ Seri Anwar Ibrahim (Malaysia)
Kebebasan dan Musuh-musuhnya
Galeri Salihara


Tema ini bukan hanya berangkat dari pengalaman pribadi Anwar Ibrahim sebagai politisi yang mengalami ancaman terus-menerus, terutama dari lawan-lawan politiknya, tetapi juga menyoal hakikat kebebasan secara umum. Bahwa di alam demokrasi, kebebasan individu adalah prasyarat utama yang mesti dipenuhi sebelum menuju kepada negara yang demokratis. Seseorang mesti dijamin untuk menjalankan hak-haknya, misalnya kebebasan berpendapat dan beragama, tanpa ada hambatan dari pemerintah dan individu lain—tapi di saat yang sama ia juga tidak boleh mengancam kebebasan orang lain. Ancaman terhadap kebebasan individu adalah juga ancaman terhadap demokrasi.

Tetapi, demokrasi yang notabene adalah masalah tersendiri dalam masyarakat Melayu yang identik dengan Islam. Demokrasi dicap sebagai hasil kebudayaan Barat, anti-Islam, sementara tamadun Melayu dan Islam mempunyai mekanisme sendiri dalam mengatur hubungan masyarakat dan negara. Dalam konteks ini, Anwar akan menguraikan kekuatan-kekuatan apa saja yang bisa diidentifikasikan sebagai musuh kebebasan dan ancaman terhadap demokrasi. Apakah itu konservatisme beragama, rekayasa pengadilan, pemberangusan pers, dan banyak lagi yang lainnya.

Anwar Ibrahim adalah pemimpin oposisi Malaysia. Ia lahir pada 10 Agustus 1947 di Cherok Tok Kun, Penang, Malaysia. Karier politiknya yang tertinggi adalah sebagai Wakil Perdana Menteri Malaysia (1993-1998), dan sempat disebut-sebut sebagai calon kuat pengganti Mahathir Mohamad. Tapi kemudian ia menjadi pengecam keras rezim Mahathir. Pada 1999 ia dihukum enam tahun penjara atas kasus korupsi dan setahun kemudian ia dihukum sembilan tahun penjara tersebab kasus sodomi. Tetapi pada 2004 Pengadilan Federal membebaskannya. Pada Juli 2008 ia kembali dirundung kasus sodomi. Ia kemudian kembali ke Parlemen sebagai pemimpin oposisi Malaysia setelah menang telak di Permatang Pauh pada Pemilu 2008. Ia adalah Penasihat Partai Keadilan Rakyat yang diketuai istrinya, Wan Azizah Wan Ismail.

Galeri Salihara
Tidak dipungut bayaran
Pendaftaran ke dita.salihara@gmail.com
Selambatnya 10 Oktober 2010
=================


Mon, 11 October 2010 8:00pm - 10:00pm
Lecture

Dato ’ Seri Anwar Ibrahim (Malaysia)
Freedom and Its Enemies
Salihara Gallery

Anwar IbrahimThis theme comes not only from the personal experiences of Anwar Ibrahim as a politician who experienced continual threats, especially from his political rivals, but also questions the essence of freedom in a general sense. That in a democratic world, individual freedom is the main prerequisite that must be fulfilled before proceeding to a democratic state.

An individual must be guaranteed to be able to implement their rights, for example the freedom to hold an opinion and have a religion, without any obstacles from the government or other individuals—but at the same time he or she is not allowed to threaten the freedom of other people. Threats to individual freedom are also threats to democracy.

However, democracy is a problem in itself within Malay society which is identical with Islam. Democracy is branded as a product of Western culture, anti-Islam, while Malay culture and Islam have their own mechanisms for managing the relationships between people and the state. In this context, Anwar will examine what kind of forces can be identified as enemies of freedom and threats to democracy, whether religious conservatism, manipulation of the courts, muzzling of the press, and many others.

Anwar Ibrahim is the opposition leader in Malaysia. He was born on August 10, 1947 in Cherok Tok Kun, Penang, Malaysia. The highest position he achieved in his political career was as Deputy Prime Minister of Malaysia (1993-1998), and at one time he was mentioned as the strong candidate to replace Mahathir Mohamad. But he then became a tough critic of the Mahathir regime. In 1999 he was sentenced to six years in prison in a corruption case, and a year later he was sentenced to nine years in prison due to a case on sodomy.

But in 2004, he was set free by a Federal Court. In July 2008, he was again harassed over a sodomy case. He then returned to Parliament as the leader of Malaysia’s opposition after winning a landslide victory in Permatang Pauh in the 2008 Election. He is Advisor for Partai Keadilan Rakyat led by his wife, Wan Azizah Wan Ismail.


Open to the public
Register by October 10, 2010
by contacting dita@salihara.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar