Selasa, 30 November 2010

MONOPRINT SOLO EXHIBITION "IN REPAIR" ARISWAN ADHITAMA

Time
Friday at 7:30pm - December 12 at 10:00pm

LocationBENTARA BUDAYA YOGYAKARTA
Jl.Suroto No.2 Kotabaru
Yogyakarta, Indonesia

Created By

More Info
Srisasanti Syndicate bekerja sama dengan Bentara Budaya Yogyakarta, mempersembahkan sebuah pameran tunggal monoprint bertajuk “In Repair”, menampilkan karya grafis monoprint dari Ariswan Adhitama, seorang perupa muda lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Ariswan Adhitama atau akrab dipanggil Nyameng, akan menampilkan sekitar 11 karya cetak Monoprint-nya yang menarik, ditambah dengan negatif dari karya-karya cetak tersebut. Pameran ini dikuratori oleh Fery Oktanio. Dan diimbuhi oleh tulisan menarik dari M. Dwi Marianto 

Tentang Ariswan

Ariswan Adhitama tengah berada pada satu titik penting di dalam hidupnya. Dia jelas tidak ingin kembali ke masa lalu. Namun lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta angkatan 2005 ini, tahu bagaimana harus membuang sisa-sisa kenangan dan dendam yang terpendam dalam hatinya tersebut. Kehidupan berat dan susah yang dijalaninya beberapa tahun sebelumnya, serta keyakinan yang terkadang luluh lantak oleh jalan nasib yang tak menentu, ternyata mampu dilewatinya dengan selamat, bahkan dengan kemenangan yang besar. Ariswan pun tidak akan pernah menyangka bahwa pengalamannya yang berganti-ganti sekolah, berganti-ganti pekerjaan, membawanya menjadi seorang manusia yang kaya hati dan pengetahuan, serta mampu menghadapi tantangan di depannya. Ariswan membuktikan bahwa perlawanan dan kerja kerasnya terhadap hidup yang berat, mampu membuahkan hasil yang bisa jadi sepadan. 

Tema “In Repair”

In Repair atau dalam perbaikan, adalah tema pameran Ariswan kali ini. Mengapa In Repair? Karena kisah hidup yang ingin diceritakan oleh Ariswan adalah sebuah proses dinamis dirinya terhadap takdir hidup, serta bagaimana semua makna tersebut menjadi momen-momen yang menentukan langkah selanjutnya. Ariswan tengah melacak jejak kehidupannya dari masa lalu sampai titik dimana dia berada sekarang. In Repair, adalah keyakinan Ariswan bahwa perjalanannya belumlah lagi usai, dan masih banyak hal yang harus diperbaikinya. Perlawanan yang dahulu dilakukannya terhadap kehidupannya yang keras, dimanifestasikannya ke dalam bentuk imajinasi-imajinasi futuristik, dimana ide tentang Adi Manusia mengemuka dengan cukup jelas. Adi Manusia merupakan sebuah gagasan bawah sadar Ariswan yang muncul dari keinginannya untuk senantiasa kuat, tangguh, dan bermental baja di dalam menghadapi berbagai persoalan hidupnya. Adi Manusia juga merupakan pesannya atas keterbatasan dan ketidakmampuan manusia di dalam mengatur serta menentukan jalan kehidupan manusia sendiri. 

Robot-Robot Ariswan

Sementara itu, Ariswan memilih bentuk robot sebagai diksi visualnya, sekaligus ingin menampakkan secara terang-terangan pola gores pisau cukil dalam kerumitan bentuk badan robot yang terstruktur. Robot-robot tersebut berfungsi dua hal dalam pola kreatif Ariswan kali ini. Pertama, robot-robot tersebut merupakan jalan baginya untuk menunjukkan bagaimana makna keras, berat, dan susah menjadi mungkin dalam sebuah presentasi visual dan dapat dipahami dengan mudah. Kedua, robot-robot tersebut menunjukkan peran yang dimainkan Ariswan dalam keseluruhan bahasa visual yang menceritakan tentang dirinya tersebut. Robot-robot itu merupakan metafor dari apa yang dihadapinya, apa yang menggelisahkannya, dan apa yang membuatnya menjadi kuat, yakin dan percaya. Robot-robot itu terkadang menjadi diri Ariswan sendiri, kadang menjadi sesuatu yang dihadapinya, dan kadang merupakan representasi dari kemanusiaan kita yang lebih umum. Robot-robot, dimana gagasan tentang Adi Manusia menjelma dalam keinginan Ariswan sebagai bagian dari usahanya untuk bertahan dan melawan. 

Namun robot hanyalah tetap robot. Robot memiliki keangkuhan yang tidak natural. Di sisi lain ketundukan adalah memori utama sang Robot sebagai benda ciptaan. Ariswan sebagai makhluk ciptaan, juga memiliki fitrah untuk merasa tunduk pada kekuatan yang lebih besar dari padanya. Jalan nasib tetap tidak mampu dilawannya untuk terjadi. Robot-robotnya hanya ingin menunjukkan bagaimana perjuangannya melawan dan mengambil inti dari semua hal. Ariswan, dan juga Robot-robotnya, melewati proses pemahaman tentang itu, berdasarkan tahap demi tahap, waktu demi waktu, dan mereka sadar kalau mereka baru saja sampai separuh jalan. Mereka butuh tidak hanya sekedar waktu dan perlawanan tanpa lelah. Mereka tetap butuh, dan masih dalam perbaikan. 


Fery Oktanio

Kurator

_________________________________________________________________________ 

Seniman

Ariswan Adhitama 

Kurator Pameran

Fery Oktanio 

Penulis

M.Dwi Marianto 

Pembukaan Pameran:

Tanggal : 03 Desember 2010

Pukul : 19.30 WIB

Dibuka oleh : Bpk M.Dwi Marianto

Tempat : Bentara Budaya Yogyakarta

Jl. Suroto No.2, Kotabaru, Yogyakarta, Indonesia

Telp/Fax: (0274) 560404

Email : bby@bentarabudaya.com

W : www.bentarabudaya.com 



Pameran akan terselenggara dari tanggal 03-12 Desember 2010

Jam buka Galeri : 10.00 - 22.00 WIB


Tidak ada komentar:

Posting Komentar